Cerpen
Horor Seram 2016
– Cerpen adalah salah satu karya tulis yang cukup digemari banyak orang. Selain
itu cerpen juga memiliki banyak rasa atau genre, atau komedi, horror, romance,
dan lain-lain.
Dalam cerpen atau cerita pedek terdapat
beberapa tokoh dengan keunikannya masing-masing dan perannya masing-masing.
Baiklah dalam artikel kali ini, saya
akan membagikan sebuah cerpen horror yang saya buat, selamat menikmati.
2 Berbanding 200
Oleh : Muhammad Salman Alparizzi
Sang
raja siang sedang sangat bersemangat tepat di atas kepalaku. Aku hanyalah orang
biasa diantara orang biasa lainnya. Aku memiliki kehidupan dan keluarga yang
normal. Namaku Stive, dan Aku adalah pria yang normal. Aku berjalan menuju
sebuah mini market untuk membeli beberapa makanan penggaljan perut. Sepanjang
jalan Aku menemui banyak orang yang tidak Aku kenal. Mereka sering membicarakan
hal yang menurutku tidak penting, seperti sekarang ini.
“Aku dengar ada perampokan di sebuah mini
market,“
“Aku
dengar ada pembunuhan berantai. Ada kakak beradik yang mati dalam waktu yang
tidak jauh berbeda dan polisi masih belum mengambil jasad mereka.“
Aku tidak peduli dengan ocehan mereka.
Aku juga tidak percaya dengan omongan mereka.
Angin
sejuk mini market menyapaku dengan lembut. Aku melangkahkan kakiku menyusuri
toko ini sambil meraih beberapa makanan. Aku berjalan perlahan menuju kasir
untuk menebus makananku ini. Wanita penjaga mesin kasir itu perlahan mengurusi
makanan yang hendak Aku beli.
“Semuanya
jadi 15.000,“ ucap wanita pelan
“Tentu.“ Balasku sambil memberinya uang
pas dan mengambil makananku.
Aku
berjalan perlahan keluar dari mini market ini, tapi langkahku terhenti mendadak.
Aku merasa ada sesuatu di belakangku. Aku langsung berbalik dan melihat wanita
kasir itu berdiri mematung di belakangku.
“Ada apa?. Apa Kau tidak sehat?“ tanyaku
gugup, dan wanita itu hanya menggangguk
“Maaf, Aku tidak bisa menolong, tapi Aku
bisa mengantarmu ke rumahmu.“ Ucapku tanpa pikir panjang
Wanita
itu berjalan perlahan melewatiku keluar dari toko ini dengan Aku menyusul di belakangnya
seperti ekor. Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya kami sampai di sebuah
rumah tua besar. Hawa mistis menyelimuti rumah itu. Aku bahkan tidak mau berada
di depan rumah ini lebih lama lagi.
“Mampirlah dulu,“ ajak wanita itu dingin
“Tidak perlu,“ sanggaku sambil tersenyum
kaku
“Aku memaksa.“ Ucapnya sambil berjalan
memasuki rumah. Akhirnya Aku masuk ke rumah itu. Rasanya ada tali tak telihat
yang menarikku masuk.
Aku
melihat sekililing rumah yang terselimuti debu ini. Suasana disini sangat hening
dan mencekam.
“Duduklah,“ suruh wanita itu.
“Tentu,“ balasku sambil duduk di sofa
yang usang.
“Aku akan mengambil minuman dulu.“ Ucap
wanita itu sambil berjalan perlahan meninggalkanku sendiri di rumah mengerikan
ini.
Tiba-tiba
Aku mendengar sebuah jeritan yang melengking. Aku langsung beranjak dari tempat
dudukku dan berlari menunju sumber suara. Setelah melangkahkan kaki selama
beberapa saat, akhirnya Aku sampai di depan sumber suara. Aku melihat perempuan
yang tadi sedang di siksa oleh seorang pria. Kaki tangan wanita itu dipaku di
dinding, dan darah menghiasi sekujur tubuhnya. Aku sangat ketakutan dan langsung
bersembunyi di balik dinding. Keringat dingin perlahan melintas di pipiku.
Rasa
penasaranku memaksaku untuk mengintip. Pria itu mengeluarkan pisau kecil di
sakunya. Kemudian menamcapkan pisau itu di mata kiri wanita itu tanpa belas
kasihan. Mata iu langsung membuat air terjun darah. Pria itu perlahan mencongkel
mata kiri wanita itu menggunakan pisau yang masih menancap dimatanya. Mata itu
hampir keluar dan “ crt “ darah menyembur keluar. Aku langsung mengalihkan
pandanganku.
Rasa
penasaranku terus menyuruhku untuk mengintip lagi. Aku melihat sang pria
mengeluarkan usus wanita itu perlahan, tapi tiba-tiba pria itu mengeluarkan
usus itu sekaligus. Sontak hal itu membuatku langsung berteriak histeris. Mereka
perlahan melirikku sambil menyeringai. Ha-hantu?!
Aku
berlari sekuat tenaga menuju pintu keluar. Sepanjang jalan Aku mendengar suara
bisikan yang berkata “Kenapa Kau tidak menolongku?“. Bisikan itu benar-benar
membuatku gila. Aku memegang gagang pintu kuat-kuat, tapi pintu itu tidak mau
terbuka.
“Hey!,“ sapa seorang anak kecil mengejutkanku.
Sepertinya anak ini bukan hantu.
“Jadi kakak juga terjebak disini. Hantu
perempuan itu selalu menggambarkan bagaimana Dia dibunuh. Jika kakak mau
keluar, kakak harus memberikan mata itu kepada hantu wanita yang tadi. Itu
adalah mata wanita yang tadi.“ Jelas anak itu sambil menunjuk sebuah mata yang
tergeletak begitu saja di lantai.
Aku
melangkahkan kakiku menuju mata itu. Kemudian Aku memegang bola yang sudah
rusak itu. Tiba-tiba hantu itu menyapaku dengan cekikan keras yang membuat mata
itu terlepas dari genggamanku.
Aku
berusaha menggapai mata itu sebelum Aku mati tercekik. Tanganku sedikit lagi
menggapai mata itu, dan nyawaku sedikit lagi melayang. Akhirnya Aku bisa menggapai
mata itu dan memberikannya kepada perempuan itu. Perempuan itu mematung selama
beberapa saat. Lalu Dia berubah menjadi debu yang ditiup angin.
Aku
berdiri perlahan sambil berjalan keluar dari tempat horor ini bersama anak
kecil yang Aku temui tadi. Entah kenapa pandanganku tiba-tiba terpaku pada
sebuah ruangan. Disana ada seorang anak yang sedang duduk di kursi membelakangiku.
“Siapa Dia?,“ tanyaku penasaran
“Itu Aku.“ Jawab anak kecil yang
berjalan bersamaku sambil memasang sebuah seringai.
Aku akhirnya
ingat ada orang yang berkata bahwa ada sebuah perampokan di mini market, dan
pembunuhan kakak beradik yang jasadnya belum di ambil. Aku merasakan handphoneku
bergetar. Aku mengambil handphoneku, dan melihat ada sebuah sms masuk dari temanku.
SMS itu berbunyi “Dari 200 orang yang Kamu temui setiap hari, 2 diantaranya
adalah hantu. *share,“.
Aku
menggerakkan jariku mengetik sebuah pesan “Sialnya hal itu benar. Aku sudah
bertemu dengan mereka. Ini akan menjadi cerita yang menarik, jadi tolong
buatkan ceritaku ini.“. Kemudian Aku menekan tombol kirim.
Aku memutar
mataku ke anak yang tadi. Aku melihat wajahnya yang seperti sudah diparut. Dia
membuka mulutnya lebar-lebar, menunjukkan lidahnya yang sudah terpotong. Aku
rasa inilah akhirnya. Namaku Stive, dan Aku hanyalah 1 dari 198 manusia normal
lainnya. Aku berkomunikasi dengan hantu yang tidak sengaja Aku temui, meskipun
mereka hanya 2 berbanging 200, tapi Aku yakin di dunia yang besar ini ada orang
yang mangalami hal yang sama sepertiku atau bahkan akan mengalami hal yang sama
denganku, contohnya sepertimu.
- Tamat -
Jika Kamu tertarik untuk membuat cerpen seperti di atas, atau cerpen dengan genre lainnya, tips ini akan sangat bermanfaat> Tips dan Cara Membuat Cerpen
Jika kamu mau mencari cerpen lainnya, yang tidak kalah keren dengan cerpen di atas, silahkan klik -> Kumpulan Cerpen
Baiklah, sekian artikel tentang Cerpen Horor Seram 2016, terimakasih atas kunjungannya
Baiklah, sekian artikel tentang Cerpen Horor Seram 2016, terimakasih atas kunjungannya
No comments:
Post a Comment