Saturday 30 April 2016

Cerita / Cerpen Horor Psychopath Keren Sadis

Cerita Horor Psychopath Keren Sadis


Cerita Horor Psychopath Keren Sadis - Cerpen (ceria pendek), bisa dikatakan salah satu karya tulis yang banyak digemari. Hal itu wajar saja, mengingat cerpen atau cerita itu banyak rasa atau genrenya, ada horor, comedy, action, fantasi, dan kawan-kawannya. Nah, kali ini, saya akan membagikan sebuah cerita horor yang sudah dijamin keren and sadis. Oke selamat menikmati!

I’m Not a MONSTER!
Hay. Perkenalkan, aku ..., siapa, ya? Entah siapa aku ini, tapi mungkin dengan menulis ulang kisah yang aku alami dapat membuatku ingat siapa aku ini.

Aku terlahir di keluarga dengan orang tua yang memiliki hobby bertengkar. Melempar cacian dan makian adalah rutinitas mereka. Saat itu terjadi aku hanya bisa diam di balik kursi sambil menangis dan berharap kalau mereka akan berbaikan, tapi harapanku tidak pernah menjadi kenyataan. Entah bagaimana aku bisa bertahan di medan perang itu.

Rumahku sangat hancur, tapi lingkunganku tidak kalah hancur. Mereka memanggilku “Culun” hanya karena aku tidak berani merokok, mabuk, dan hal lain yang biasanya mereka lakukan. Mereka mengambil uangku dan terkadang menjadikanku pelampiasan. Meskipun aku kesal, tapi aku tidak bisa melakukan apapun terhadap hal itu.

Saat usiaku 9 tahun, aku mendapatkan seorang adik laki-laki. Saat dia kecil perpecahan antara orang tuaku sudah mulai mereda, karena ayah jarang datang ke rumah. Aku kira adikku akan membuat situasi lebih baik, tapi ternyata dia adalah iblis kecil. Dia selalu berbohong supaya aku dimarahi ibu. Tentu saja ibuku yang bodoh mempercayai kebohongannya. Ibu bilang “Adikmu itu masih kecil, gak mungkin ngebohong kayak kamu!”

Ditindas di rumah, dianiyaya di lingkungan, dikucilkan di sekolah, pelecehan seksual, dan menjadi pecundang. Tentu saja hal itu membuatku depresi. Setiap malam aku selalu sulit tidur karena mendengar bisikan aneh yang mungkin disebabkan hal-hal buruk yang datang kepadaku.

Waktu terus bergulir. Saat aku SMA, untuk pertama kalinya aku mendapatkan sahabat. Dia menarikku keluar dari jurang yang gelap. Kami selalu bersama dan menceritakan banyak hal. Saat SMA pun aku merasakan yang namanya cinta pertama. Tentu saja aku menceritakannya kepada sahabatku. Akan tetapi, saat itu terjadi, rasanya semua itu berubah terlalu cepat.

Saat itu kami dipalak oleh 3 preman, Deni, Doni, dan Andri di sebuah gang yang sepi. Mereka sudah terkenal akan kebengisannya, jadi wajar saja jika aku mengetahui nama mereka. Bahkan menurut kabar angin yang aku dengar, mereka sudah 4 kali keluar-masuk penjara. Aku meraih uangku untuk diserahkan kepada mereka, tapi Arik menahan tanganku.
“Jangan, jika kita menuruti kemauan mereka, mereka akan terus menindas kita,” tegas Arik
“Jadi kau berani melawan kami hah!” Doni itu memberikan pukulan keras tepat di wajah Arik dan membuatnya terpental cukup jauh. Andri dan Deni langsung menghampiri Arik dan mendaratkan tendangan beruntun di sekujur tubuhnya
“Cepat mana uangnya. Kau tidak mau berakhir seperti temanmu’kan?”
“Aku tidak mau ..., kembali kesana,”
“Hah?”
“Aku tidak mau kembali kesana!”

Aku berlari ke arah Arik dan menendang Andri. Lalu menghajar Deni. Tanpa jeda yang lama Doni langsung menghajarku dan membuatku tiduran di jalan. Aku tidak mau kembali ke saat dimana aku tersiksa. Aku meraih batu besar kemudian berdiri sambil melemparkan batu itu ke Doni. Aku berhasil mengenainya, tapi dia tidak terjatuh. Aku berlari lalu melompat ke arahnya sambil mencengkram kepalanya dan membuatnya terjatuh ke tanah. Aku meraih pulpen di saku baju, lalu menancapkannya pada mata kirinya. Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya pulpen itu menyentuh otaknya. Masih belum aku menarik pulpenku dan mendaratkan tusukan beruntun di tubuhnya dan berteriak “Hentikan! Hentikan! Kau bisa membunuhnya! Kau tidak tahu rasanya sendirian! Kau tidak tahu rasanya hidup di neraka!”
“Bocah sialan!!! Beraninya kau melakukan ini brengsek!!!” Doni memberontak dan berhasil melepaskan diri

Tiba-tiba saja ada orang yang memegangiku dari belakang. Aku melihat Andri di depanku dengan botol di tangan kananya. Jadi di belakangku Deni, ya? Aku menendang tulang kerinya menggunakan kaki belakangku. Lalu menghantam pelipisnya menggunakan siku. Kemudian disusul dengan cengkraman di kepala yang membuat kepalanya terbentur ke dinding gang. Masih belum, aku memarut kepalanya menggunakan dinding gang yang bergerigi itu. Ternyata kemalasan seseorang meratakan dinding bisa menguntungkanku.
“Preng!” pandanganku mendadak kabur. Aku menyentuh kepalaku dan mendapati darah yang berlimpah. Seringai tiba-tiba saja terbentuk di bibirku. Aku memutar pandanganku ke Andri yang berdiri di depanku
“Hahaha! Rasanya sangat sakit, tapi rasa sakit karena luka tidak sepadan dengan rasa sakit karena sendiri. Kau mau mencobanya?” Andri perlahan menjaga jarak denganku.

Tiba-tiba saja Doni berlari ke arahku dengan satu mata sambil mengumpatku. Aku perlahan bergeser dan memberinya tendangan keras di kemaluannya sampai dia bersujud. Lalu aku mendaratkan tendangan keras di kepalanya.
“Tidak sopan memotong pembicaraan orang lain.” Ucapku pelan. Entah kenapa aku bisa setenang ini, padahal kepalaku masih mengeluarkan darah.

Tiba-tiba Andri mengarahkan apa yang tersisa dari botolnya ke leherku. Aku bergeser dan berhasil menghindarinya. Aku menghajar hidungnya menggunakan siku. Aku yakin pandangannya menjadi kabur. Aku merebut sisa botol itu dan mengarahkannya ke leher Andri. Tiba-tiba saja gerakan tanganku berhenti di tengah-tengah. Rasanya ada yang aku lupakan. Aku melempar pandanganku ke arah Arik. Dia sedang menatapku dengan penuh ketakutan. Aku akhirnya hanya menancapkan sisa botol ini ke kepala Andri. Aku melihat sekeliling. Banyak sekali warna merah.

Keesokan harinya Arik tidak menghubungiku atau pun menemuiku. Aku mendapat kabar kalau dia berpacaran dengan orang yang aku suka. Ini benar-benar memuakkan. Rasanya aku ingin mati, tapi aku takut mati. Cih, menyedihkan sekali aku ini. Ini adalah kehidupanku, jika aku ingin merubahnya aku harus mengubah diriku.

Akhirnya aku menemukan sebuah cara untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu dengan mengambilnya dari orang lain. Perlahan diriku mulai berubah, dan akhirnya aku tidak mengenali diriku lagi. Aku perlahan membenci diriku sendiri yang tak menentu. Bertanya-tanya, apakah aku adalah aku?
Aku tidak tahu siapa aku ini, yang jelas I’m Not A Monster
Aku hanyalah korban sosial
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang tidak merasakan kasih sayang
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang terlalu lama berada dalam jurang yang
gelap
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang tidak bisa mempertahankan kebahagiaanku
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang tidak bisa bertahan di dunia ini
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang mempercayakan hidupku kepada orang asing yang berada dalam diriku
I’m Not A Monster, I'm just a PSY-CHO-PATH

- End -


Itu dia cerpen yang saya buat. Jika Kamu Mau Melihat Cerpen-Cerpen Yang Lain, Bisa Lihat Di ->  Kumpulan Cerpen


Dan Jika Kamu Tertarik Untuk Membuat Cerpen, Artikel ini akan sangat membantu -> Tips dan Cara Membuat Cerpen

Oke, sekian artikel kali ini, jangan lupa untuk mampir lagi dan baca cerita-cerita menarik lainnya yang tersedia disini.


No comments:

Post a Comment

Viral Wisuda Madrasah

   Viral Joget Tiktok di Wisuda Madrasah