Friday 31 May 2019

Naskah Drama Komedi 4 Orang Pemain: Band Dadakan


Naskah Drama Komedi 4 Orang Pemain: Band Dadakan

Naskah Drama Komedi 4 Orang Pemain

Naskah Drama Komedi 4 Orang Pemain: Band Dadakan – Drama adalah suatu pementasan yang biasanya dilakukan oleh beberapa orang pemain dan seorang narrator. Sementara kalau drama kehidupan beda lagi pengertiannya. Dan Naskah bisa diartikan sebagai teks. Jadi naskah drama adalah teks yang memuat adegan, dialog, latar, dan alur dalam sebuah drama.





Drama yang baik minimal memiliki tiga pergantian latar tempat. Jadi dalam beberapa adegan, terdapat tiga tempat yang berbeda, itu minimalnya.

Tentunya di dalam sebuah drama juga membutuhkan yang namanya pemain, penokohan dari pemain juga sangat lah penting dalam sebuah drama. Untuk naskah drama yang akan admin share dalam artikel ini, berikut tokoh-tokohnya.
Adi: Pengkhayal
Edi: Pemimpi
Rudi: Kalem
Mela: Sinis

Oke, sekiranya cukup basa-basi pembuka dalam artikel ini, langsung saja ke contoh naskah drama komedi 4 orang pemainnya.

Band Dadakan.
Di sebuah ruang kelas di jam istirahat, dua orang murid sedang membicarakan impian mereka. Apakah hal yang mereka impi-impikan? Kita simak.
Adi: “Ed, bentar lagi masa sekolah kita udahan.”
Edi: “Iya, betul, Di.”
Adi: “Tapi berasa ada yang kurang.”
Edi: “Kurang garem?”
Adi: “Kurang berkesan maksudnya.”
Edi: “Ouh, kirain.”
Adi: “Rasanya pengen ada moment atau prestasi yang terukir selama menjalani pendidikan ini. Moment indah yang akan terkenang dan tertanam dalam memori.”
Edi: “Bahasanya udah kaya panyair aja.”
Adi: “Kalau Edi, hal apa yang ingin dilakukan sebelum lulus.”
Edi: “Ngerazia guru.”
Adi: “Woy! Gak gitu juga kali, itu bukan prestasi namanya.”
Edi: “Eum, sebenarnya ada keinginan buat ngeband.”
Adi: “Nah, itu dia! Kita bikin band!”
Edi: “Ya ampun bang Adi Suhaedi Kurasi Ke-III, dikira gampang bikin band.”
Adi: “Jangan pesimis gitudong. Dimana ada niat, disana ada jalan.”
Edi: “Iya, tapi kalau jalannya macet gimana? Emangnya Adi bisa nyanyi atau main alat music?”
Adi: “Gue bisa main alat music,”
Edi: “Alat musik apa?”
Adi: “Kecrekan.”
Mela: “Astaga Adi! Masa mau main kecrekan doang di atas panggung” (Dateng ke Adi dan Edi)
Adi: “Eh Mel, daritadi nguping percakapan kita, ya?”
Mela: “Gak tuh! Kalian aja yang ngomongnya kekencengan. Dan lagian, jenis-jenis orang yang masih setengah homosapiens kayak kalian itu gak bakal bisa bikin band!” (Pergi)
Edi: “Tuh kan, Di, udah lihat gimana reaksi orang-orang?”
Adi: “Jangan hiraukan pandangan orang, kita fokus saja buat band!”
Rudi: “Eh, kalian mau bikin band?” (lewat)
Adi: “Iya red, kenapa emang?”
Rudi: “Kebetulan besok lusa gue mau konser, kalian ikut aja. Gue jadi vokalis, kalian yang main instrument. Nanti kita ngeband bareng.”
Adi: “Mantap!”
Edi: “Serius, Red?”
Rudi: “Ya seriuslah. Nanti gue tunggu, ya.”
Adi: “Oke, siap!”
Edi: “Kok, berasa ada yang aneh, ya.”
Adi: “Alah! Pesimis terus, udah, yang penting kita udah dapat member lain. Tinggal latihan main alat musik! Pulang sekolah ke rumah gue, kita langsung latihan!”
Edi: “Punya alatnya?”
Adi: “Nanti kita minjem.”

Bel pelajaran berbunyi, tak lama kemudian guru datang dan pelajaran pun dimulai. Untuk sejenak, Adi dan Edi melupakan impian mereka untuk menjadi anggota band dan fokus untuk belajar. Sampai akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dan mereka berdua berlatih menggunakan alat musik bersama.
Edi: “Ini gimana ini, kita mau latihan tapi alat musiknya gak ada!”
Adi: “Ya sabar napa bos!”
Edi: “Tidak bisa begitu bawahan!”
Adi: “Lah, kok lo manggil gue bawahan?”
Edi: “Kan tadi lo nyebut gue bos. Udah, udah, gue mau balik kalau gini caranya.”
Adi: “Tenang dulu, rilex, kita bisa latihan tanpa alat musik.”
Edi: “Caranya?”
Adi: “Kita pakai imajinasi sambil lihat tutorialnya dari youtube.”

Adi dan Edi pun belajar seadanya, bahkan bisa dibilang kalau mereka hanya dua puluh persen siap untuk melaksanakan konser. Akan tetapi, Adi terus memberikan dorongan kepada Edi. Sampai akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba, konser pertama mereka.
Edi: “Ini udah bener tempat pertemuannya disini?”
Adi: “Iya bener, udah dicek tiga kali.”
Edi: “Terus, Rudi dimana?”
Adi: “Gak tahu, gak bisa dihubungi. Kita tunggu aja.”
Edi: “Iya, tapi kita udah nunggu satu jam diterotoar ini.”
Adi: “Ya kita tunggu lebih lama lagi. Ini namanya pengorbanan untuk kesuksesan, Ed!”
Edi: “Sudah lelah hayati berkorban terus bang.”
Adi: “Jangan lemes gitudong. Semangat!”
Edi: “Kita udah lama nunggunnya, Di. Apa jangan-jangan konsernya gak jadi terus Rudi gak ngasih tahu kita lagi.”
Adi: “Gak mungkinlah. Rudi itu anak baik-baik kok.”
Edi: “Iya jugasih.”
Rudi: “Eh, udah pada ngumpulnih.” (datang)
Edi: “Iyalah, kita udah satu jam nunggu disini.”
Rudi: “Ya sabat dong, jangan nge-gas gitu. Tapi alat musik kalian kemana?”
Adi: “Eh ini, kita gak jadi pakai alat music, kita jadinya ngeluarin suara instrument pake mulut.”
Edi: “Oh iya, jadinya kayak beat box lagi.”
Rudi: “Yaudahlah, terserah kalian aja.”
Adi: “Jadi dimana tempat konsernya?”
Rudi: “Ini, kita udah sampai?”
Edi: “Sampai apanya? Ini di terotoar.”
Rudi: “Iya.” (Buka topi)
Edi: “Maksud lu gimana sih?”
Rudi: “Ya sekarang kita tinggal nyanyi. Jikalau kau cinta, dan benar-benar cinta, jangan katakan kamu tidak cinta.”
Edi: “Eh, stop, stop, itu namanya ngamen bukan konser.”
Rudi: “Alah, ini juga konser dengan low budget. Ayok nyanyi, jikalau sayang, benar-benar sayang, tak hanya kata, atau rasa, kau harus tunjukan.”
Mela: “Eh, ini dia trio band komplak, duh, kasihan.” (ngasih uang sambil lewat)

Ibarat kata sudah terlanjur basah, akhirnya Adi dan Edi meneruskan band mereka itu, dan beberapa bulan kemudian mereka berhasil membuat konser sungguhan. Tidak ada hal yang instant di dunia ini, bahkan mie instant pun harus direbus terlebih dahulu.
-         Selesai

Oke, sekian naskah drama yang admin share. Admin rasa amanat yang terkandung di dalam naskah drama itu udah cukup jelas, tapi hanya untuk memperjelas lagi. Amanat yang bisa diambil dari naskah drama itu adalah tidak ada keberhasilan yang instant, dan pasti akan ada seseorang yang tidak suka bahkan menjatuhkan mental.


Kesuksesan bukan hanya soal uang atau popularitas, ini juga soal kesabaran dan pengorbanan. Jika sukses itu mudah, maka tidak ada yang bisa dibanggakan dengan kesuksesan.

Well, oke then, terimakasih untuk kunjungannya. Tolong support admin yang sudah repot-repot untuk menulis naskah drama di atas dengan melike halaman facebook dan mengklik artikel lainnya. Jika ingin menggunakan naskah dramanya untuk tugas sekolah atau ingin membuat video pendek, silahkan ijin dulu di komentar dan cantumkan sumber di video pendeknya, kalau untuk tugas sekolah tidak apa, gak usah dicantumin, nanti ketahuan ngambil dari internet lagi … hehehe.

Dan jika kamu masih kurang puas atau merasa kurang cocok dengan naskah drama di atas, kamu bisa melihat naskah drama lainnya di Kumpulan Naskah Drama..

1 comment:

  1. Success is not just a matter of money or popularity, it is also a matter of patience and sacrifice. If success is easy, then no one can be proud of success.

    ReplyDelete

Viral Wisuda Madrasah

   Viral Joget Tiktok di Wisuda Madrasah