Saturday 30 April 2016

Cerita / Cerpen Horor Psychopath Keren Sadis

Cerita Horor Psychopath Keren Sadis


Cerita Horor Psychopath Keren Sadis - Cerpen (ceria pendek), bisa dikatakan salah satu karya tulis yang banyak digemari. Hal itu wajar saja, mengingat cerpen atau cerita itu banyak rasa atau genrenya, ada horor, comedy, action, fantasi, dan kawan-kawannya. Nah, kali ini, saya akan membagikan sebuah cerita horor yang sudah dijamin keren and sadis. Oke selamat menikmati!

I’m Not a MONSTER!
Hay. Perkenalkan, aku ..., siapa, ya? Entah siapa aku ini, tapi mungkin dengan menulis ulang kisah yang aku alami dapat membuatku ingat siapa aku ini.

Aku terlahir di keluarga dengan orang tua yang memiliki hobby bertengkar. Melempar cacian dan makian adalah rutinitas mereka. Saat itu terjadi aku hanya bisa diam di balik kursi sambil menangis dan berharap kalau mereka akan berbaikan, tapi harapanku tidak pernah menjadi kenyataan. Entah bagaimana aku bisa bertahan di medan perang itu.

Rumahku sangat hancur, tapi lingkunganku tidak kalah hancur. Mereka memanggilku “Culun” hanya karena aku tidak berani merokok, mabuk, dan hal lain yang biasanya mereka lakukan. Mereka mengambil uangku dan terkadang menjadikanku pelampiasan. Meskipun aku kesal, tapi aku tidak bisa melakukan apapun terhadap hal itu.

Saat usiaku 9 tahun, aku mendapatkan seorang adik laki-laki. Saat dia kecil perpecahan antara orang tuaku sudah mulai mereda, karena ayah jarang datang ke rumah. Aku kira adikku akan membuat situasi lebih baik, tapi ternyata dia adalah iblis kecil. Dia selalu berbohong supaya aku dimarahi ibu. Tentu saja ibuku yang bodoh mempercayai kebohongannya. Ibu bilang “Adikmu itu masih kecil, gak mungkin ngebohong kayak kamu!”

Ditindas di rumah, dianiyaya di lingkungan, dikucilkan di sekolah, pelecehan seksual, dan menjadi pecundang. Tentu saja hal itu membuatku depresi. Setiap malam aku selalu sulit tidur karena mendengar bisikan aneh yang mungkin disebabkan hal-hal buruk yang datang kepadaku.

Waktu terus bergulir. Saat aku SMA, untuk pertama kalinya aku mendapatkan sahabat. Dia menarikku keluar dari jurang yang gelap. Kami selalu bersama dan menceritakan banyak hal. Saat SMA pun aku merasakan yang namanya cinta pertama. Tentu saja aku menceritakannya kepada sahabatku. Akan tetapi, saat itu terjadi, rasanya semua itu berubah terlalu cepat.

Saat itu kami dipalak oleh 3 preman, Deni, Doni, dan Andri di sebuah gang yang sepi. Mereka sudah terkenal akan kebengisannya, jadi wajar saja jika aku mengetahui nama mereka. Bahkan menurut kabar angin yang aku dengar, mereka sudah 4 kali keluar-masuk penjara. Aku meraih uangku untuk diserahkan kepada mereka, tapi Arik menahan tanganku.
“Jangan, jika kita menuruti kemauan mereka, mereka akan terus menindas kita,” tegas Arik
“Jadi kau berani melawan kami hah!” Doni itu memberikan pukulan keras tepat di wajah Arik dan membuatnya terpental cukup jauh. Andri dan Deni langsung menghampiri Arik dan mendaratkan tendangan beruntun di sekujur tubuhnya
“Cepat mana uangnya. Kau tidak mau berakhir seperti temanmu’kan?”
“Aku tidak mau ..., kembali kesana,”
“Hah?”
“Aku tidak mau kembali kesana!”

Aku berlari ke arah Arik dan menendang Andri. Lalu menghajar Deni. Tanpa jeda yang lama Doni langsung menghajarku dan membuatku tiduran di jalan. Aku tidak mau kembali ke saat dimana aku tersiksa. Aku meraih batu besar kemudian berdiri sambil melemparkan batu itu ke Doni. Aku berhasil mengenainya, tapi dia tidak terjatuh. Aku berlari lalu melompat ke arahnya sambil mencengkram kepalanya dan membuatnya terjatuh ke tanah. Aku meraih pulpen di saku baju, lalu menancapkannya pada mata kirinya. Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya pulpen itu menyentuh otaknya. Masih belum aku menarik pulpenku dan mendaratkan tusukan beruntun di tubuhnya dan berteriak “Hentikan! Hentikan! Kau bisa membunuhnya! Kau tidak tahu rasanya sendirian! Kau tidak tahu rasanya hidup di neraka!”
“Bocah sialan!!! Beraninya kau melakukan ini brengsek!!!” Doni memberontak dan berhasil melepaskan diri

Tiba-tiba saja ada orang yang memegangiku dari belakang. Aku melihat Andri di depanku dengan botol di tangan kananya. Jadi di belakangku Deni, ya? Aku menendang tulang kerinya menggunakan kaki belakangku. Lalu menghantam pelipisnya menggunakan siku. Kemudian disusul dengan cengkraman di kepala yang membuat kepalanya terbentur ke dinding gang. Masih belum, aku memarut kepalanya menggunakan dinding gang yang bergerigi itu. Ternyata kemalasan seseorang meratakan dinding bisa menguntungkanku.
“Preng!” pandanganku mendadak kabur. Aku menyentuh kepalaku dan mendapati darah yang berlimpah. Seringai tiba-tiba saja terbentuk di bibirku. Aku memutar pandanganku ke Andri yang berdiri di depanku
“Hahaha! Rasanya sangat sakit, tapi rasa sakit karena luka tidak sepadan dengan rasa sakit karena sendiri. Kau mau mencobanya?” Andri perlahan menjaga jarak denganku.

Tiba-tiba saja Doni berlari ke arahku dengan satu mata sambil mengumpatku. Aku perlahan bergeser dan memberinya tendangan keras di kemaluannya sampai dia bersujud. Lalu aku mendaratkan tendangan keras di kepalanya.
“Tidak sopan memotong pembicaraan orang lain.” Ucapku pelan. Entah kenapa aku bisa setenang ini, padahal kepalaku masih mengeluarkan darah.

Tiba-tiba Andri mengarahkan apa yang tersisa dari botolnya ke leherku. Aku bergeser dan berhasil menghindarinya. Aku menghajar hidungnya menggunakan siku. Aku yakin pandangannya menjadi kabur. Aku merebut sisa botol itu dan mengarahkannya ke leher Andri. Tiba-tiba saja gerakan tanganku berhenti di tengah-tengah. Rasanya ada yang aku lupakan. Aku melempar pandanganku ke arah Arik. Dia sedang menatapku dengan penuh ketakutan. Aku akhirnya hanya menancapkan sisa botol ini ke kepala Andri. Aku melihat sekeliling. Banyak sekali warna merah.

Keesokan harinya Arik tidak menghubungiku atau pun menemuiku. Aku mendapat kabar kalau dia berpacaran dengan orang yang aku suka. Ini benar-benar memuakkan. Rasanya aku ingin mati, tapi aku takut mati. Cih, menyedihkan sekali aku ini. Ini adalah kehidupanku, jika aku ingin merubahnya aku harus mengubah diriku.

Akhirnya aku menemukan sebuah cara untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu dengan mengambilnya dari orang lain. Perlahan diriku mulai berubah, dan akhirnya aku tidak mengenali diriku lagi. Aku perlahan membenci diriku sendiri yang tak menentu. Bertanya-tanya, apakah aku adalah aku?
Aku tidak tahu siapa aku ini, yang jelas I’m Not A Monster
Aku hanyalah korban sosial
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang tidak merasakan kasih sayang
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang terlalu lama berada dalam jurang yang
gelap
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang tidak bisa mempertahankan kebahagiaanku
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang tidak bisa bertahan di dunia ini
I’m Not A Monster
Aku hanyalah orang yang mempercayakan hidupku kepada orang asing yang berada dalam diriku
I’m Not A Monster, I'm just a PSY-CHO-PATH

- End -


Itu dia cerpen yang saya buat. Jika Kamu Mau Melihat Cerpen-Cerpen Yang Lain, Bisa Lihat Di ->  Kumpulan Cerpen


Dan Jika Kamu Tertarik Untuk Membuat Cerpen, Artikel ini akan sangat membantu -> Tips dan Cara Membuat Cerpen

Oke, sekian artikel kali ini, jangan lupa untuk mampir lagi dan baca cerita-cerita menarik lainnya yang tersedia disini.


Friday 15 April 2016

Cerpen Komedi Dijamin 100% Lucu

Cerpen Komedi Dijamin 100% Lucu


Cerpen Komedi Dijamin 100% Lucu - Cerpen atau cerita pendek adalah karya sastra yang banyak disenangi masyarakat, juga bisa diterima di semua kalangan, karena cerpen juga seperti cerita lainnya, ada cerpen untuk anak-anak, remaja, dan juga dewasa. Oke kali ini saya akan mengshare sebuah cerpen yang pastinya lucu.

Sebelum ke cerpennya, kita bahas dulu sedikit tentang cerpennya, ya. Dalam sebuah cerpen terdapat beberapa tokoh (antagonis & protagonis), dan dalam cerpen juga terdapat alur atau jalannya sebuah cerita (alur maju, alur mundur, dan alur campuran), juga dalam cerpen terdapat setting (setting waktu, tempat, dan lain-lain)

Oke, sekarang barulah kita ke cerpennya.

Kesedihan Yang Terbalut Tawa

            Angga adalah seorang remaja normal yang lulus sekolah seperti remaja lainnya. Sadar tidak bisa terus saling melempar canda dengan teman-temannya seperti dulu, Angga mengajak teman-temannya untuk bermain di salah satu rumah temannya setelah kelulusan. Akhirnya setelah kelulusan, mereka memutuskan untuk bermain di rumah Radit yang terletak di pedasaan, dengan alasan supaya mereka bisa bersenang-senang di sebuah desa yang tenang, maklum, kehidupan mereka di sekolah jauh dari kata tenang.

            Angga diam mematung menunggu teman-temannya di pinggir jalan. Sesekali Angga melirik jam yang menempel di tangannya. Angga sudah 9 menit menunggu, tapi tidak satupun batang hidung temannya terlihat.

            Angga memutar lehernya, mengecek apakah salah satu temannya sudah datang, dan ternyata teman-temannya sudah berada di sampingnya.
“Sejak kapan kalian sampai disini?” tanya Angga bingung
“Sejak kami sampai,” balas Alpa datar
“Kita mengobrolnya di perjalanan saja. Kita harus cepat-cepat sebelum matahari berada di atas kepala kita, bisa-bisa nanti kita kepanasan,” ucap Radit sambil melangkahkan kakinya, diikuti oleh teman-temannya
“Ngomong-ngomong, sesampainya disana apa yang akan kita lakukan?” tanya Alpa
“Bukankah rumah Radit masih jauh,” balas Reza
“Tidak ada salahnya untuk merencakanan sesuatu,” timpal Alpa
“Mungkin kau benar,” ucap Radit setuju
“Bagaimana kalau bermain sepak bola?” saran Reza
“Itu terlalu biasa,” tolak Alpa
“Kelereng?” saran Reza lagi
“Itu terlalu kekanak-kanakan,” tolak Alpa lagi
“Kejar-kejaran?”
“Itu baru permainan laki remaja,” ucap Alpa setuju
“Bukankah bermain kejar-kejaran sama biasa dan kekanak-kanakannya dengan 2 permainan sebelumnya?” tanya Angga bingung
“Berisik!” bentak Alpa
“Kau tidak tahu kesenangan saat bermain kejar-kejaran yang sebenarnya,” timpal Reza
“Apa maksudmu?” tanya Angga bingung
“Akan aku tunjukan,” ucap Reza sambil menghampiri seorang bapak-bapak botak yang sedang membungkuk, mencari sesuatu. Tanpa aba-aba Reza langsung memberikan sebuah tendang di bokong pria itu. Akhirnya pria itu secara otomatis tersungkur ke pinggir jalan
“Aaa! Aku tidak percaya kau melakukan hal hina seperti itu Angga,” fitnah Reza sambil menunjuk Angga
“Beraninya kau bocah!” ucap pria itu marah

            Angga langsung tancap gas, disusul oleh pria itu dan teman-temannya. Semua urat di wajah bapak itu menonjol, dan wajahnya sudah merah saga, menunjukkan kalau dia sudah marah maksimal.
“Dengan begini Angga tahu ekstrimnya bermain kejar-kejaran dan kita bisa lebih cepat sampai. Angga sudah tahu jalan menuju rumahmu’kan?” tanya Reza sambil berlari
“Ya.” Jawab Radit singkat sambil terus berlari

            Setelah berlari dikejar-kejar maut, Angga akhirnya sampai di depan rumah Radit, disusul oleh teman-temannya yang sudah terguyur keringat. Angga memutar matanya ke rumah putih sederhana dengan 2 jendela di antara pintu kayu. Rumah yang mengahap ke deretan petak sawah itu terkesang sangat tenang.
“Tadi itu hampir saja. Entah bagaimana aku bisa lolos dari buldoser itu,” ucap Angga dengan nafas terengah-engah
“Baiklah. Sebelum kita pergi ke gubug kecil atau rumah kecil di tengah-tengah sawah itu, aku akan mengambil makanan dulu,” ucap Radit
“Ide bagus, makanan gratis selalu enak,” balas Alpa

Tiba-tiba terdengar sebuah suara pintu terbuka yang disusul oleh suara “Rupanya kau sudah pulang anakku,” yang berasal dari ayah Radit yang tidak lain dan tidak bukan adalah pria yang tadi mengejar Angga
“Dia cepat sekali sampainya,” gumam Angga pelan
“Angga, kau ingin dikuburkan dimana?” tanya Alpa datar, dan Angga hanya diam dibekukan ketakutan
 “Oh, kau yang tadi menendang bokongku, ya?” tanya ayah Radit sambil melakukan pemanasan
“Maaf,” ucap Angga pelan
“Baiklah, kali ini kau aku maaf’kan, tapi jika terulang kembali. Aku akan melepaskan kepalamu seperti aku melepaskan tutup botol,” ucap ayah Radit sambil kembali ke dalam rumah
“Huh. Untung dia orang yang pemaaf,” ucap Angga lega
“Ayo masuk,” ajak Radit
“Tidak, terimakasih. Aku lebih suka disini,” jawab Angga cepat
“Baiklah,” balas Radit sambil masuk ke dalam rumahnya
“Oh iya, ngomong-ngomong, apa kalian tahu detektif Canon?” tanya Alpa mendadak
“Entah kenapa rasanya ada yang salah dalam pertanyaanmu itu,” ucap Reza sambil membenarkan kacamatanya
“Aku ..., tidak tahu. Memangnya siapa dia?” tanya Angga penasaran
“Dia adalah karakter fiktif seperti kita. Dia memakai kacamata yang membuatnya terlihat keren. Kebanyakan karakter berkacamata selalu keren, tapi entah kenapa dalam cerita ini, karakter berkacamatanya malah yang paling error,” ujar Alpa
“Aku rasa yang dikatakan Alpa ada benarnya. Cobalah untuk terlihat keren, jika kau berusaha kau pasti bisa. Coba ucapkan kata-kata bijak dari detektif Canon itu,” ucap Angga kepada Reza
“Kau yakin?” tanya Reza ragu
“Trust me, it works,” jawab Angga sambil menepuk bahu Reza
“Baiklah akan aku coba,” balas Reza
Detektif juga manusia, bukan Tuhan yang tahu segala,” ucap Reza sambil memantulkan cahaya matahari dari kacamatanya
“Bagaimana apa aku terlihat keren?”
“Kau terlihat konyol,” jawab Alpa datar
“Entah kenapa, jika kau yang menyebutkannya, kalimat itu terdengar berbeda,” tambah Angga
“Ya sudahlah, sepertinya aku memang tidak ditakdirkan untuk menjadi orang seperti itu. Lagipula orang yang sifatnya sepertiku ini sangatlah langka. Setahuku selain aku hanya ada satu orang yang mirip denganku,” ucap Reza
“Benarkah? Siapa dia?” tanya Angga penasaran
“Orang yang membuat cerita ini,” jawab Reza
“Entah kenapa aku tidak terkejut,” ucap Alpa datar
“Ya sudahlah, lagipula hal itu tidak penting. Oh iya, kalian tahu lelucon tok tok?” tanya Angga
“Ouh, lelucon itu. Aku tahu. Memangnya kenapa?” balas Alpa
“Aku punya lelucon tok tok yang bagus,” jawab Angga
 “Tok tok,” ucap Angga
“Siapa disana?” balas Alpa
“Angga,”
“Ouh, silahkan keluar,”
“Bukan begitu sialan!” bentak Angga
“Sudahlah, lagipula aku sudah menduga kalau leluconmu itu tidak lucu,” balas Alpa datar
“Setiap kali kau mengeluarkan leluconmu, hanya 1 orang yang tertawa, dan itu adalah dirimu sendiri,” lanjut Alpa
“Alpa benar, jika kau terus mengeluarkan lelucon garing tanpa kuah, pembaca akan kabur sebelum selesai membaca cerita ini,” tambah Reza

            Alpa dan Reza terus bersikeras bahwa lelucon yang hendak dikeluarkan Angga itu akan garing. Sedangkan Angga bersikeras bahwa lelucon yang hendak dikeluarkannya akan bagus. Kalau menurutmu bagaimana?
 “..., lihat, tidak ada yang menjawab. Itu artinya mereka kebingungan mendeskripsikan lelucon payahmu itu,” ujar Reza
“Sudah cukup. Hayati sudah tidak kuat,” ucap Angga sambil bersujud
“Lihat, sudah kubilang leluconnya tidak lucu,” ucap Reza
“Sudah cukup mengenai leluconku!” bentak Angga
“Maaf, sudah membuat kalian menunggu lama. Tadi sudah aku bilang sebaiknya kalian menunggu di dalam,” ucap Radit sambil keluar dari rumahnya dengan rantang di tangan kanannya
“Baiklah, ayo kita pergi ke tempat bersenang-senang kita,” ajak Radit sambil melangkahkan kakinya, disusul oleh teman-temannya.

            Radit berjalan perlahan di pinggir petakan sawah dengan teman-temannya berbaris rapih di belakang mengikutinya. Sesekali teman-temannya memutar mata ke hewan di sawah, seperti kodok yang melompat-lompat seperti pocong, kecebong yang tenggelam, dan belut yang terkubur dalam lumpur.

            Setelah bejalan melewati sungai besar dengan lebar 30 cm. Lalu melewati komodo, atau lebih tepatnya cucu komodo yang sering disebut kadal. Kemudian mengalahkan naga ajaib yang bisa berubah warna di sebatang pohon. Naga yang kamu kenal dengan sebutan bunglon. Akhirnya Radit dan teman-temannya sampai di pohon yang berjarak 10 meter dari gubug kecil. 10 detik kemudian akhirnya mereka sampai di pohon mangga, barulah setelah itu mereka sampai di pohon jeruk nipis. Kemudian mereka sampai di gubug kecil yang mereka tuju.
“Pemandangan disini lumayan juga,” ucap Alpa sambil terus memutar matanya, menikmati setiap inci keindahan yang tersaji
“Biasanya kita melihat si Didi Maung yang menyeramkan, jadi wajar saja kalau pemandangan ini terlihat indah,” balas Reza
“Oh iya. Apa kalian masih ingat dengan Didi Piton?” tanya Alpa
“Oh ya, bagaimana aku bisa lupa. Waktu itu aku hendak pergi ke wc, aku sudah meminta izin kepada KM. Saat aku membuka pintu kelas, untuk pertama kalinya aku melihat wajah Didi Piton, dan aku langsung berkata ‘Allahhu’akbar!’. Setelah itu aku tidak bisa duduk dengan nyaman selama seminggu,” ucap Reza
“Benar. Dia bisa menangkap siswa yang mencoba kabur dari sekolah dengan cara mengejar, lalu membelit murid na’as itu, karena hal itulah dia disebut Didi Pitong, selain karena tubuhnya yang subur. Dia adalah salah satu dari 7 legenda guru killer, jadi wajar saja kalau dia bisa seperti itu,” tambah Angga
“Ya, begitulah. Memangnya kenapa?” tanya Radit kepada Alpa
“Tidak ada,” jawab Alpa datar
“Lalu kenapa kau menanyakannya,” gumam Angga pelan
“Hey. Bagaimana kalau kita bermain sesuatu?” saran Reza
“Terserah, yang penting jangan main kejar-kejaran,” balas Angga
“Kalau perang-perangan?” saran Alpa
“Itu boleh juga, tapi jangan terlalu berlebihan, bisa saja gubug ini nanti runtuh,” ucap Radit
“Aku mengerti,” ucap Alpa sambil berdiri tegak dan menatap Reza tajam
“Reeeezzaaaaa!!” teriak Alpa
“Aaalpaaaa!!” balas Reza

            Reza dan Alpa saling berlari menghampiri satu sama lain. Kemudian Reza perlahan melayangkan tinjunya, perlahan, benar-benar perlahan. Alpa juga perlahan menghindari serangan Reza, tapi sayangnya Alpa tidak sempat dan akhirnya dengan berat hati menerima serangan dari Reza.
“Khhuuuaaaakkkhhh” ucap Alpa kesakitan, dan tentu saja dengan lambat
“Khuak. Aku mati,” ucap Alpa sambil tiduran
“Huh. Tadi itu pertandingan yang sangat sengit,” ucap Reza dengan nafas terengah-engah
“Sengit apanya?” tanya Angga pelan
“Kesempatan!” teriak Radit sambil berlari menghampiri Reza. Tiba-tiba saja kaki Alpa bergerak, menyandung kaki Radit. Radit nyaris terjatuh dari gubud dan meluncur ke sawah. Kaki Radit sudah berada di sisi gubud. Alpa berdiri pelahan sambil menatap Reza tajam. Kemudian mereka saling mengangguk satu sama lain.
“It’s sparta!” teriak Alpa sambil menendang Radit, membuat Radit terjun dengan bebasnya ke sawah. Alhasil Radit beserta pakaiannya langsung terhiasi lumpur
“Woy! Kau terlalu berlebihan!” teriak Radit marah
“Sudahlah, jangan berlebihan. Lagipula rumahmu dekat dari sini,” balas Alpa datar
“Ya ampun. Bahkan di pedasaan yang sunyi, jika ada kalian kesunyiannya langsung menghilang,” ucap Radit sambil naik ke atas gubug
“Iya-iya. Aku minta maaf,” pinta Alpa
“Tapi kalau dipikir-pikir, setelah ini mungkin kita justru akan merindukan kebisingan seperti ini,” ucap Angga yang membuat semuanya terdiam, menciptakan keheningan selama beberapa saat
“Setiap kali ada pertemuan, selalu ada perpisahan. Rumah kita terpisahkan jarak yang sangat jauh, mungkin saja ini adalah hari terakhir kita bermain bersama,” lanjut Angga
“Bicara apa kau ini? Jarak sama sekali tidak bisa menjauhkan persahabatan. Lagipula sekarang ini sudah jaman modern,” sangga Alpa
“Tetap saja, meskipun kau berbicara begitu ....” ucap Angga pelan
Reza menghela nafas panjang. Kemudian berkata “Alpa benar, setelah ini kita akan sering bermain bersama, karena kita masuk ke SMA yang sama, ditambah lagi nilai UN kita tidak jauh berbeda, dan nilai kita lebih dari cukup untuk masuk ke SMA yang kita tuju,”
“Eh?! Kenapa kalian tidak memberitahuku!” bentak Angga kesal

            Liburan Angga dan teman-temannya berjalan dengan penuh kegembiraan. Terutama bagi Angga, karena pada awalnya Angga menganggap bahwa liburan itu adalah liburan terakhirnya bersama teman-temannya. Jadi anggaplah liburanmu adalah liburan terakhirmu, dengan begitu kau akan lebih menikmati liburanmu, lagipula belum tentu kau bisa berlibur seperti itu lagi.


- Tamat -

Nah, itulah cerpen yang bisa saya bagikan.

Jika Kamu Tertarik untuk membuat cerpen artikel ini akan sangat membantu -> Tips dan Cara Membuat Cerpen

Dan Jika Kamu Mau melihat-lihat dan mencari referensi lainnya, silahkan klik ->  Kumpulan Cerpen

Baiklah, sekian artikel kali ini semoga membantu dan menghibur, jangan lupa datang lagi, ya ...

Thursday 14 April 2016

Cerpen / Cerita Fabel Komedi Lucu Terbaru

Cerpen / Cerita Fabel Komedi Lucu Terbaru

Cerpen Fabel Komedi Lucu Terbaru – Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya tulis yang banyak digemari. Seperti cerita lainnya, cerpen juga memiliki beberapa genre, seperti horror, romance, comedi, ada juga fable.

Dalam sebuah cerpen terdapat beberapa tokoh (antagonis, protagonist), dan alur (alur maju, alur mundur, alur campuran).

Dalam cerpen juga ada sebuah konflik atau permasalahan yang dibahas dalam cerpen tersebut.

Nah, kali ini dalam artikel ini saya akan memberikan sebuah contoh cerpen fable komedi. Check this out

Kisah Di Balik Kucing Yang Makan Di Warteg
Oleh : Muhammad Salam Alparizzi

            Angin malam mengelus bulu di sekujur tubuh Carsen dengan lembut. Carsen berjalan dengan 4 kaki mungilnya. Carsen masuk ke sebuah saluran pembuangan untuk bertemu dengan teman-temannya. Ya, Carsen adalah seekor gajah, maksudku tikus.

            Semua hewan memiliki banyak rahasia yang tidak diketahui manusia. Contohnya para tikus yang melakukan pertemuan rahasia untuk membahas hal yang rahasia di tempat rahasia, seperti sekarang ini.

            Bahan diskusi para tikus kali ini adalah para kucing yang mengalami masa jaya. Kelompok kucing mengalami masa jaya karena anjing yang merupakan musuh abadi mereka sedang berurusan dengan pembasmi anjing liar.

            Semua tikus di kota hadir dalam acara tersebut. Acara tersebut dipimpin oleh Ayah Carsen yang bernama Bagas. Bagas naik ke atas panggung, dan bersiap untuk melontarkan beberapa kata.
“ Kita adalah tikus!. Kita adalah pencuri, tapi kucing sering mencuri hak kita belakangan ini. Aku tahu kucing berada di atas kita pada rantai makanan, tapi Aku berumpah akan mengembalikan hak kita kembali! “ Seru Bagas yang diikuti seruan dari tikus-tikus lainnya.
Carsen perlahan mengacungkan kakinya. Setelah Carsen menjadi pusat perhatian, Carsen berkata “ A-aku memiliki sebuah usulan “
           
            Setelah Carsen menjelaskan usulannya, usulan itu akan dilaksanakan 4 hari mendatang. Waktu terus bergulir tanpa henti. Tidak terasa, sekarang usulan Carsen sedang dilaksanakan. Para tikus menunggu waktu yang tepat untuk beraksi. Saat petugas penjara anjing liar tertidur pulas, para tikus langsung beraksi.

Beberapa tikus masuk melalui pipa pembuangan, dan ada juga yang masuk ke dalam pentilasi udara. Semua tikus itu masuk ke penjara anjing. Semuanya berjalan lancar, sampai beberapa ekor kucing tiba-tiba muncul dari tempat sampah.

Geng kucing mendesak rombongan tikus di pojok ruangan. Geng kucing bersiap menyantap tikus, ada yang menajamkan kukunya menggunakan batu asahan, dan ada juga yang memakai celemek beserta garpuh dan sendok.

Tiba-tiba Carsen muncul di belakang geng kucing dengan beberapa anjing di belakangnya. Carsen membebaskan beberapa anjing selagi tikus lain mengalihkan perhatian geng kucing.
Carsen memainkan kumisnya sambil berkata “ Aku rasa ini yang disebut dengan membalikan situasi “
“ Astaga. Jadi ini yang namanya membalikan situasi “ Ujar pemimpin geng kucing terkejut.
Ketua kucing memainkan kumisnya sambil berkata “ Apa ini termasuk? “. Tiba-tiba anjing-anjing di belakang Carsen melepaskan kulit mereka, ternyata mereka adalah kucing yang menyamar menggunakan kostum anjing.
“ Menyerahlah “ Suruh ketua kucing
“ Tidak akan! “ Balas Carsen tegas

Di tengah ketegangan itu tiba-tiba seorang petugas datang. Semua mata tertuju pada sang petugas yang baru saja join. Tiba-tiba petugas itu melepaskan pakaian dan kulitnya, ternyata itu adalah rombongan tikus-tikus sebesar kucing yang menyamar. Tikus-tikus itu merupakan bala bantuan.

Situasi berbalik lagi. Kawanan tikus berhasil memberi pelajaran terhadap kucing. Hal ini menyebabkan beberapa kucing trauma dan takut kepada tikus. Akhirnya kucing-kucing yang trauma memutuskan untuk makan di warteg, meskipun mereka mendapatkan beberapa tendangan karena hal itu. Para tikus akhirnya berhasil menggeser rantai makanan yang sudah ditakdirkan.

Pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, buanglah sampah pada tempatnya, maksudku dengan niat, usaha, dan sifat pantang menyerah, kita bisa menggapai hal yang kita inginkan dan merubah takdir.

- Tamat –

Itu dia cerpen yang saya buat. Jika Kamu Mau Melihat Cerpen-Cerpen Yang Lain, Bisa Lihat Di ->  Kumpulan Cerpen


Dan Jika Kamu Tertarik Untuk Membuat Cerpen, Artikel ini akan sangat membantu -> Tips dan Cara Membuat Cerpen

Wednesday 13 April 2016

Cerpen Horor Seram 2016

Cerpen Horor Seram 2016

Cerpen Horor Seram 2016 – Cerpen adalah salah satu karya tulis yang cukup digemari banyak orang. Selain itu cerpen juga memiliki banyak rasa atau genre, atau komedi, horror, romance, dan lain-lain.

Dalam cerpen atau cerita pedek terdapat beberapa tokoh dengan keunikannya masing-masing dan perannya masing-masing.

Baiklah dalam artikel kali ini, saya akan membagikan sebuah cerpen horror yang saya buat, selamat menikmati.

2 Berbanding 200
Oleh : Muhammad Salman Alparizzi

            Sang raja siang sedang sangat bersemangat tepat di atas kepalaku. Aku hanyalah orang biasa diantara orang biasa lainnya. Aku memiliki kehidupan dan keluarga yang normal. Namaku Stive, dan Aku adalah pria yang normal. Aku berjalan menuju sebuah mini market untuk membeli beberapa makanan penggaljan perut. Sepanjang jalan Aku menemui banyak orang yang tidak Aku kenal. Mereka sering membicarakan hal yang menurutku tidak penting, seperti sekarang ini.
 “Aku dengar ada perampokan di sebuah mini market,“
 “Aku dengar ada pembunuhan berantai. Ada kakak beradik yang mati dalam waktu yang tidak jauh berbeda dan polisi masih belum mengambil jasad mereka.“
Aku tidak peduli dengan ocehan mereka. Aku juga tidak percaya dengan omongan mereka.

            Angin sejuk mini market menyapaku dengan lembut. Aku melangkahkan kakiku menyusuri toko ini sambil meraih beberapa makanan. Aku berjalan perlahan menuju kasir untuk menebus makananku ini. Wanita penjaga mesin kasir itu perlahan mengurusi makanan yang hendak Aku beli.
 “Semuanya jadi 15.000,“ ucap wanita pelan
“Tentu.“ Balasku sambil memberinya uang pas dan mengambil makananku.

            Aku berjalan perlahan keluar dari mini market ini, tapi langkahku terhenti mendadak. Aku merasa ada sesuatu di belakangku. Aku langsung berbalik dan melihat wanita kasir itu berdiri mematung di belakangku.
“Ada apa?. Apa Kau tidak sehat?“ tanyaku gugup, dan wanita itu hanya menggangguk
“Maaf, Aku tidak bisa menolong, tapi Aku bisa mengantarmu ke rumahmu.“ Ucapku tanpa pikir panjang

            Wanita itu berjalan perlahan melewatiku keluar dari toko ini dengan Aku menyusul di belakangnya seperti ekor. Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya kami sampai di sebuah rumah tua besar. Hawa mistis menyelimuti rumah itu. Aku bahkan tidak mau berada di depan rumah ini lebih lama lagi.
“Mampirlah dulu,“ ajak wanita itu dingin
“Tidak perlu,“ sanggaku sambil tersenyum kaku
“Aku memaksa.“ Ucapnya sambil berjalan memasuki rumah. Akhirnya Aku masuk ke rumah itu. Rasanya ada tali tak telihat yang menarikku masuk.

            Aku melihat sekililing rumah yang terselimuti debu ini. Suasana disini sangat hening dan mencekam.
“Duduklah,“ suruh wanita itu.
“Tentu,“ balasku sambil duduk di sofa yang usang.
“Aku akan mengambil minuman dulu.“ Ucap wanita itu sambil berjalan perlahan meninggalkanku sendiri di rumah mengerikan ini.

            Tiba-tiba Aku mendengar sebuah jeritan yang melengking. Aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan berlari menunju sumber suara. Setelah melangkahkan kaki selama beberapa saat, akhirnya Aku sampai di depan sumber suara. Aku melihat perempuan yang tadi sedang di siksa oleh seorang pria. Kaki tangan wanita itu dipaku di dinding, dan darah menghiasi sekujur tubuhnya. Aku sangat ketakutan dan langsung bersembunyi di balik dinding. Keringat dingin perlahan melintas di pipiku.

            Rasa penasaranku memaksaku untuk mengintip. Pria itu mengeluarkan pisau kecil di sakunya. Kemudian menamcapkan pisau itu di mata kiri wanita itu tanpa belas kasihan. Mata iu langsung membuat air terjun darah. Pria itu perlahan mencongkel mata kiri wanita itu menggunakan pisau yang masih menancap dimatanya. Mata itu hampir keluar dan “ crt “ darah menyembur keluar. Aku langsung mengalihkan pandanganku.

            Rasa penasaranku terus menyuruhku untuk mengintip lagi. Aku melihat sang pria mengeluarkan usus wanita itu perlahan, tapi tiba-tiba pria itu mengeluarkan usus itu sekaligus. Sontak hal itu membuatku langsung berteriak histeris. Mereka perlahan melirikku sambil menyeringai. Ha-hantu?!

            Aku berlari sekuat tenaga menuju pintu keluar. Sepanjang jalan Aku mendengar suara bisikan yang berkata “Kenapa Kau tidak menolongku?“. Bisikan itu benar-benar membuatku gila. Aku memegang gagang pintu kuat-kuat, tapi pintu itu tidak mau terbuka.
“Hey!,“ sapa seorang anak kecil mengejutkanku. Sepertinya anak ini bukan hantu.
“Jadi kakak juga terjebak disini. Hantu perempuan itu selalu menggambarkan bagaimana Dia dibunuh. Jika kakak mau keluar, kakak harus memberikan mata itu kepada hantu wanita yang tadi. Itu adalah mata wanita yang tadi.“ Jelas anak itu sambil menunjuk sebuah mata yang tergeletak begitu saja di lantai.

            Aku melangkahkan kakiku menuju mata itu. Kemudian Aku memegang bola yang sudah rusak itu. Tiba-tiba hantu itu menyapaku dengan cekikan keras yang membuat mata itu terlepas dari genggamanku.

            Aku berusaha menggapai mata itu sebelum Aku mati tercekik. Tanganku sedikit lagi menggapai mata itu, dan nyawaku sedikit lagi melayang. Akhirnya Aku bisa menggapai mata itu dan memberikannya kepada perempuan itu. Perempuan itu mematung selama beberapa saat. Lalu Dia berubah menjadi debu yang ditiup angin.

            Aku berdiri perlahan sambil berjalan keluar dari tempat horor ini bersama anak kecil yang Aku temui tadi. Entah kenapa pandanganku tiba-tiba terpaku pada sebuah ruangan. Disana ada seorang anak yang sedang duduk di kursi membelakangiku.
“Siapa Dia?,“ tanyaku penasaran
“Itu Aku.“ Jawab anak kecil yang berjalan bersamaku sambil memasang sebuah seringai.

Aku akhirnya ingat ada orang yang berkata bahwa ada sebuah perampokan di mini market, dan pembunuhan kakak beradik yang jasadnya belum di ambil. Aku merasakan handphoneku bergetar. Aku mengambil handphoneku, dan melihat ada sebuah sms masuk dari temanku. SMS itu berbunyi “Dari 200 orang yang Kamu temui setiap hari, 2 diantaranya adalah hantu. *share,“.
 Aku menggerakkan jariku mengetik sebuah pesan “Sialnya hal itu benar. Aku sudah bertemu dengan mereka. Ini akan menjadi cerita yang menarik, jadi tolong buatkan ceritaku ini.“. Kemudian Aku menekan tombol kirim.

Aku memutar mataku ke anak yang tadi. Aku melihat wajahnya yang seperti sudah diparut. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, menunjukkan lidahnya yang sudah terpotong. Aku rasa inilah akhirnya. Namaku Stive, dan Aku hanyalah 1 dari 198 manusia normal lainnya. Aku berkomunikasi dengan hantu yang tidak sengaja Aku temui, meskipun mereka hanya 2 berbanging 200, tapi Aku yakin di dunia yang besar ini ada orang yang mangalami hal yang sama sepertiku atau bahkan akan mengalami hal yang sama denganku, contohnya sepertimu.


- Tamat -

Jika Kamu tertarik untuk membuat cerpen seperti di atas, atau cerpen dengan genre lainnya, tips ini akan sangat bermanfaat> Tips dan Cara Membuat Cerpen


Jika kamu mau mencari cerpen lainnya, yang tidak kalah keren dengan cerpen di atas, silahkan klik -> Kumpulan Cerpen

Baiklah, sekian artikel tentang Cerpen Horor Seram 2016, terimakasih atas kunjungannya

Monday 11 April 2016

Cerpen Komedi Lucu Terbaru Gokil Abis

Cerpen Komedi Lucu Terbaru Gokil Abis


Cerpen Komedi Lucu Terbaru Gokil Abis – Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya tulis yang sudah tidak asing lagi, nah sekarang dalam artikel kali ini saya akan membahas mengenai cerpen atau cerita pendek

Cerpen memiliki banyak rasa, ada romance, horror, drama, dan lain-lain, tergantung selera.

Dalamn cerpen terdapat beberapa pemain (antagonis, dan protagonist), selain itu cerpen juga memiliki sebuah alur (Alu maju, alur mundur, dan alur campuran)

Itung-itung Ngabuburit

            Angin berhembus dengan lembut sambil menyisiri debu di taman. Matahari sedang sangat bersemangat sore ini. Di sebuah taman yang entah ada atau tidak, hiduplah 3 orang remaja yang bernama Joni, Jimmy, dan Ucup. Mereka sedang mengalami masalah yang sering melanda di bulan ramadan, yaitu masalah kelaparan.
“ Aku lapar “ Keluh Jimmy
“ Aku bahkan lapar dengan ekstrak bosan, “ Balas Joni
“ Bosan ya ... Bosan ... Bagaimana kalau kita bermain kejar-kejaran, “ Saran Ucup
“ Tidak. Itu permainan yang kekanak-kanakan, “ Tolak Jimmy
“ Bagaimana kalau kita bermain lompat tali?, “ Saran Joni
“ Itu sama saja, “ Tolak Jimmy
“ Petak umpet, “ Saran Joni
“ Itu baru permainan laki remaja, “ Ucap Jimmy setuju
“ Bukankah bermain petak umpet sama kekanak-kanakannya dengan bermain kejar-kejaran atau lompat tali ... “ Ucap Ucup
“ Berisik!, “ Bentak Jimmy sambil memukul Joni
“ Kenapa Aku yang di pukul?, “ Tanya Joni marah
“ Kau transferkan saja pukulannya ke Ucup, “ Ucap Jimmy
“ Baik, “ Ucap Joni sambil memukul Ucup
“ Ini, “ Ucap Jimmy sambil memukul Joni pelan
“ Kenapa Kau memukulku pelan?, “ Tanya Joni heran
“ Itu biaya adminnya, “ Jawab Jimmy datar
“ Kalian itu sungguh egois. Aku tidak mau ikut bermain, “ Ucap Ucup kesal
“ Ucup ... Sebenarnya Aku ... Tidak peduli, “ Balas Jimmy
“ Ayo kita main. Itung-itung ngabuburit, “ Ucap Joni
“ Tunggu dulu. Setelah dipikir-pikir, Aku akan ikut bermain, “ Ucap Ucup berubah pikiran
“ Baiklah, tapi Kau tidak boleh egois, “ Ucap Jimmy dingin
“ Yang egois itu kalian. “ Balas Ucup

            Akhirnya mereka bersiap untuk melakukan hompimpah untuk menentukan siapa yang jaga. Ketegangan menyelimuti taman itu. Mereka saling menatap tajam satu sama lain. “ Hompimpah alaihum gambreng “ Ucap mereka serempak sambil melakukan hompimpah. Akhirnya hasil hompimpah yang sengit ini dapat terlihat. Mereka semua sama-sama membalikan tangannya.
“ Ucup Kau yang jaga, “ Ucap Jimmy mendadak
“ Tunggu dulu, kalian membalikan tangan sepertiku, “ Sangga Ucup
“ Tapi Kau berbeda, “ Balas Jimmy
“ Kenapa?, “ Tanya Ucup
“ Kau memakai jam tangan sedangkan kami tidak, “ Jawab Jimmy
“ Mana ada hal yang seperti itu “ Sangga Ucup
“ Sudah kubilang jangan egois, “ Balas Jimmy dingin
“ Ayo kita mulai, “ Ajak Joni
“ Baiklah, “ Ucap Ucup mengalah
“ Tungggu dulu, sebelum Kau menghitung Aku akan menyampaikan beberapa aturan mainnya. Yang pertama, tidak boleh ada yang pergi ke rumahnya, ke-2 Kau harus menghitung sampai 50, tanpa melompati urutan angkat, terakhir, Kau tidak boleh mengintip, “ Jelas Joni
“ Iya-iya, Aku sudah tahu semua hal itu. “ Ucap Ucup

            Ucup menutup matanya sambil menghadap ke sebuah pohon besar. Ucup memulai hitungan pertamanya, dan teman-temannya langsung tancap gas. Ucup terus mengabsen angka dari 1 sampai 50. Setelah selesai mengabsen, Ucup berbalik dan mulai mencari teman-temannya. Ucup terus melangkahkan kakinya untuk teman-temannya. Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya Ucup berhasil menemukan seorang penjual es kelapa muda. Ucup memutar matanya ke jam tangannya yang berkata bahwa sekarang sudah pukul 6 kurang. Akhirnya ucup menghampiri pedagang es kelapa itu untuk membeli 1 bungkus es kelapa.

            Ucup kembali melangkahkan kakinya untuk mencari teman-temannya, tapi batang hidung mereka tidak terlihat sedikitpun. Tanpa sengaja Ucup lewat di depan rumahnya. Akhirnya Ucup memutuskan singgah di rumahnya sebentar untuk menghilangkan rasa lelah.
“ Tuh’kan. Sudahku kira Kau akan pergi ke rumahmu. Untung saja kami berjaga disini “ Ucap Jimmy yang berada di halaman rumah Ucup bersama Joni
“ Kalian melarangku pergi ke rumahku, tapi kalian berada disini. Mana mungkin Aku bisa menemukan kalian kalau begitu, “ Ucap Ucup kesal
“ Ada apa dengannya?. Apa kepalanya terbentur?, “ Tanya Joni heran
“ Tidak, masih belum. “ Jawab Jimmy dengan wajah datar

            Tiba-tiba telinga Ucup yang super peka mendengar sesuatu yang tidak asing lagi di telinganya.
“ Ini, suara adzan “ Gumam Ucup dalam hati. Ucup langsung berdo’a dan menyambar es kelapa muda yang tadi Dia beli
“ Assalammu’alaikum “ Ucap Jimmy sambil mengambil handphonenya, ternyata itu suara handphone Jimmy dan bukan suara adzan. Sontak hal itu membuat Ucup tertegun.
“ Jadi Kamu gak puasa lagi. Harusnya Kamu itu malu sama teman-teman Kamu yang lagi puasa, “ Ucap Ayah Ucup sambil keluar dari rumah dan menghampiri Ucup
“ Dasar anak tak tahu diuntung!, “ Bentak ayah ucup sambil melayangkan memukul ke kepala Ucup
“ Nah, sekarang kepalanya sudah terbentur, “ Ucap Jimmy kepada Joni
“ Ini hanya salah paham pak. Tanya saja ke Jimmy dan Joni, “ Ucap Ucup
“ Iya pak. Sebenarnya kami sudah melarang, tapi Ucup tetap saja nekat melakukan aksi bejadnya itu, kami sebagai teman turut prihatin, “ Ucap Jimmy tanpa beban
“ Sekarang Kamu ikut bapak, “ Ucap ayah Ucup sambil menjewer Ucup dan menyeratnya masuk ke rumah
“ Selamat tinggil Ucup. Semoga Kau tenan di alam sana. Mengheningkan cipta, mulai, “ Ucap Jimmy sambil menundukan kepada dan mengheningkan cipta bersama Joni selama beberapa saat.
Joni mengangkat kepalanya bersama Jimmy. Kemudian Joni bertanya “ Sekarang bagaimana?, “
“ Kita pulang saja, “ Jawab Jimmy sambil melangkahkan kakinya dengan Joni yang mengikutinya dari belakang
“ Hm?. Suara adzan, “ Ucap Jimmy pelan
“ Kau benar juga, “ Balas Joni sambil mengambil roti di sakunya kemudian berdo’a dan melahap rotinya
“ Sepertinya itu suara handphoneku, “ Ucap Jimmy dengan wajah polosnya
“ Buset!, “ Ucap Joni terkejut
“ Hey, Kau mempermainkanku?, “ Tanya Joni kesal
“ Tidak juga, “ Balas Jimmy datar
“ Lalu kenapa Kau menggunakan ringthone suara adzan?, “
“ Telephone’kan panggilan, dan adzan juga panggilan, jadi kalau ada panggilan pake suara ... “
“ Adzan, “
“ Nah. Itu sudah tahu “
Beberapa menit berjalan kemudian

            Rumah Jimmy dan Joni terbilang masih jauh dan suara adzan masih belum terdengar. Akhirnya Jimmy dan Joni memutuskan untuk ...
 “ Bagaimana kalau kita berbuka saja “ Saran Joni
Jimmy tiba-tiba mengambil ponselnya. Kemudian berkata “ Itu ide yang bagus. Tadi Aku lihat lampu di jalan itu mati, sepertinya listrik padam dan suara adzan tidak sampai ke telinga kita. Sepertinya adzan sudah berkumandang sejak kita baru keluar dari rumah Ucup, karena tidak ada panggilan masuk di ponselku, “
“ Kenapa Kau tidak mengatakannya dari tadi! “ Bentak Ucup sambil melayangkan pukulannya ke Jimmy.

            Akhirnya Jimmy dan Joni mendapatkan balasan dari perbuatannya yang membuat Ucup harus berhadapan dengan orang tuanya. Orang tua Ucup bahkan mengoceh dengan kecepatan 140 kilometer per jam atau setara dengan kecepatan angin topan.

- Tamat –
Jika Kamu Tertarik Untuk Membuat Cerpen Yang Menarik, Artikel Ini Akan Sangat Membantu -> Tips dan Cara Membuat Cerpen


Jika Kamu Masih Mau Mencari Cerpen Lainnya, Yang Tidak Kalah Lucu Dengan Cerpen Di Atas, Silahkan Klik -> Kumpulan Cerpen

Viral Wisuda Madrasah

   Viral Joget Tiktok di Wisuda Madrasah