Wednesday 13 April 2016

Cerpen Horor Seram 2016

Cerpen Horor Seram 2016

Cerpen Horor Seram 2016 – Cerpen adalah salah satu karya tulis yang cukup digemari banyak orang. Selain itu cerpen juga memiliki banyak rasa atau genre, atau komedi, horror, romance, dan lain-lain.

Dalam cerpen atau cerita pedek terdapat beberapa tokoh dengan keunikannya masing-masing dan perannya masing-masing.

Baiklah dalam artikel kali ini, saya akan membagikan sebuah cerpen horror yang saya buat, selamat menikmati.

2 Berbanding 200
Oleh : Muhammad Salman Alparizzi

            Sang raja siang sedang sangat bersemangat tepat di atas kepalaku. Aku hanyalah orang biasa diantara orang biasa lainnya. Aku memiliki kehidupan dan keluarga yang normal. Namaku Stive, dan Aku adalah pria yang normal. Aku berjalan menuju sebuah mini market untuk membeli beberapa makanan penggaljan perut. Sepanjang jalan Aku menemui banyak orang yang tidak Aku kenal. Mereka sering membicarakan hal yang menurutku tidak penting, seperti sekarang ini.
 “Aku dengar ada perampokan di sebuah mini market,“
 “Aku dengar ada pembunuhan berantai. Ada kakak beradik yang mati dalam waktu yang tidak jauh berbeda dan polisi masih belum mengambil jasad mereka.“
Aku tidak peduli dengan ocehan mereka. Aku juga tidak percaya dengan omongan mereka.

            Angin sejuk mini market menyapaku dengan lembut. Aku melangkahkan kakiku menyusuri toko ini sambil meraih beberapa makanan. Aku berjalan perlahan menuju kasir untuk menebus makananku ini. Wanita penjaga mesin kasir itu perlahan mengurusi makanan yang hendak Aku beli.
 “Semuanya jadi 15.000,“ ucap wanita pelan
“Tentu.“ Balasku sambil memberinya uang pas dan mengambil makananku.

            Aku berjalan perlahan keluar dari mini market ini, tapi langkahku terhenti mendadak. Aku merasa ada sesuatu di belakangku. Aku langsung berbalik dan melihat wanita kasir itu berdiri mematung di belakangku.
“Ada apa?. Apa Kau tidak sehat?“ tanyaku gugup, dan wanita itu hanya menggangguk
“Maaf, Aku tidak bisa menolong, tapi Aku bisa mengantarmu ke rumahmu.“ Ucapku tanpa pikir panjang

            Wanita itu berjalan perlahan melewatiku keluar dari toko ini dengan Aku menyusul di belakangnya seperti ekor. Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya kami sampai di sebuah rumah tua besar. Hawa mistis menyelimuti rumah itu. Aku bahkan tidak mau berada di depan rumah ini lebih lama lagi.
“Mampirlah dulu,“ ajak wanita itu dingin
“Tidak perlu,“ sanggaku sambil tersenyum kaku
“Aku memaksa.“ Ucapnya sambil berjalan memasuki rumah. Akhirnya Aku masuk ke rumah itu. Rasanya ada tali tak telihat yang menarikku masuk.

            Aku melihat sekililing rumah yang terselimuti debu ini. Suasana disini sangat hening dan mencekam.
“Duduklah,“ suruh wanita itu.
“Tentu,“ balasku sambil duduk di sofa yang usang.
“Aku akan mengambil minuman dulu.“ Ucap wanita itu sambil berjalan perlahan meninggalkanku sendiri di rumah mengerikan ini.

            Tiba-tiba Aku mendengar sebuah jeritan yang melengking. Aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan berlari menunju sumber suara. Setelah melangkahkan kaki selama beberapa saat, akhirnya Aku sampai di depan sumber suara. Aku melihat perempuan yang tadi sedang di siksa oleh seorang pria. Kaki tangan wanita itu dipaku di dinding, dan darah menghiasi sekujur tubuhnya. Aku sangat ketakutan dan langsung bersembunyi di balik dinding. Keringat dingin perlahan melintas di pipiku.

            Rasa penasaranku memaksaku untuk mengintip. Pria itu mengeluarkan pisau kecil di sakunya. Kemudian menamcapkan pisau itu di mata kiri wanita itu tanpa belas kasihan. Mata iu langsung membuat air terjun darah. Pria itu perlahan mencongkel mata kiri wanita itu menggunakan pisau yang masih menancap dimatanya. Mata itu hampir keluar dan “ crt “ darah menyembur keluar. Aku langsung mengalihkan pandanganku.

            Rasa penasaranku terus menyuruhku untuk mengintip lagi. Aku melihat sang pria mengeluarkan usus wanita itu perlahan, tapi tiba-tiba pria itu mengeluarkan usus itu sekaligus. Sontak hal itu membuatku langsung berteriak histeris. Mereka perlahan melirikku sambil menyeringai. Ha-hantu?!

            Aku berlari sekuat tenaga menuju pintu keluar. Sepanjang jalan Aku mendengar suara bisikan yang berkata “Kenapa Kau tidak menolongku?“. Bisikan itu benar-benar membuatku gila. Aku memegang gagang pintu kuat-kuat, tapi pintu itu tidak mau terbuka.
“Hey!,“ sapa seorang anak kecil mengejutkanku. Sepertinya anak ini bukan hantu.
“Jadi kakak juga terjebak disini. Hantu perempuan itu selalu menggambarkan bagaimana Dia dibunuh. Jika kakak mau keluar, kakak harus memberikan mata itu kepada hantu wanita yang tadi. Itu adalah mata wanita yang tadi.“ Jelas anak itu sambil menunjuk sebuah mata yang tergeletak begitu saja di lantai.

            Aku melangkahkan kakiku menuju mata itu. Kemudian Aku memegang bola yang sudah rusak itu. Tiba-tiba hantu itu menyapaku dengan cekikan keras yang membuat mata itu terlepas dari genggamanku.

            Aku berusaha menggapai mata itu sebelum Aku mati tercekik. Tanganku sedikit lagi menggapai mata itu, dan nyawaku sedikit lagi melayang. Akhirnya Aku bisa menggapai mata itu dan memberikannya kepada perempuan itu. Perempuan itu mematung selama beberapa saat. Lalu Dia berubah menjadi debu yang ditiup angin.

            Aku berdiri perlahan sambil berjalan keluar dari tempat horor ini bersama anak kecil yang Aku temui tadi. Entah kenapa pandanganku tiba-tiba terpaku pada sebuah ruangan. Disana ada seorang anak yang sedang duduk di kursi membelakangiku.
“Siapa Dia?,“ tanyaku penasaran
“Itu Aku.“ Jawab anak kecil yang berjalan bersamaku sambil memasang sebuah seringai.

Aku akhirnya ingat ada orang yang berkata bahwa ada sebuah perampokan di mini market, dan pembunuhan kakak beradik yang jasadnya belum di ambil. Aku merasakan handphoneku bergetar. Aku mengambil handphoneku, dan melihat ada sebuah sms masuk dari temanku. SMS itu berbunyi “Dari 200 orang yang Kamu temui setiap hari, 2 diantaranya adalah hantu. *share,“.
 Aku menggerakkan jariku mengetik sebuah pesan “Sialnya hal itu benar. Aku sudah bertemu dengan mereka. Ini akan menjadi cerita yang menarik, jadi tolong buatkan ceritaku ini.“. Kemudian Aku menekan tombol kirim.

Aku memutar mataku ke anak yang tadi. Aku melihat wajahnya yang seperti sudah diparut. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, menunjukkan lidahnya yang sudah terpotong. Aku rasa inilah akhirnya. Namaku Stive, dan Aku hanyalah 1 dari 198 manusia normal lainnya. Aku berkomunikasi dengan hantu yang tidak sengaja Aku temui, meskipun mereka hanya 2 berbanging 200, tapi Aku yakin di dunia yang besar ini ada orang yang mangalami hal yang sama sepertiku atau bahkan akan mengalami hal yang sama denganku, contohnya sepertimu.


- Tamat -

Jika Kamu tertarik untuk membuat cerpen seperti di atas, atau cerpen dengan genre lainnya, tips ini akan sangat bermanfaat> Tips dan Cara Membuat Cerpen


Jika kamu mau mencari cerpen lainnya, yang tidak kalah keren dengan cerpen di atas, silahkan klik -> Kumpulan Cerpen

Baiklah, sekian artikel tentang Cerpen Horor Seram 2016, terimakasih atas kunjungannya

No comments:

Post a Comment

Viral Wisuda Madrasah

   Viral Joget Tiktok di Wisuda Madrasah