Monday 26 October 2015

Cerita Misteri Detektif Siapkan Otakmu Untuk Menebak Alurnya

Cerita Misteri Detektif Siapkan Otakmu Untuk Menebak Alurnya


Cerita Misteri Detektif - Cerita merupakan sebuah karya tulis yang bertujuan untuk menghibur pembacanya. Dari sekian banyak genre atau jenis cerita, salah satu yang paling banyak diminati adalah cerita misteri. Kenapa orang-orang suka cerita misteri, jawabannya mirip dengan alasan kenapa kau suka orang yang misterius, yap, bikin penasaran.

Sekarang kita beralih membahas detektif secara sekilas. Banyak detektif terkenal seperti sharlock holmes (favorit TS), dan detektif lainnya. (Lupa lagi namanya). Detektif-detektif itu selalu memiliki ciri khas. Sebagai contoh Sharlock Holmes yang memiliki kemampuan analisa yang luar biasa dan pengetahuan luas mengenai hal sepele, atau detektif Jacko yang memecahkan kasus dengan cara 'Berjalan Mundur'.

Baiklah, aku rasa cukup pemanasannya, langsung saja berikut ceritanya.

Jacko And The Headshot With Knife
Cairan merah itu kembali aku lihat. Mengganggu saja, sejujurnya aku tidak keberatan dengan hal itu, tapi yang membuatku terganggu adalah polisi yang terus memperhatikan korban dengan pisau di kepalanya dan wartawan yang terus mengambil foto. Biarlah, aku abaikan saja.

Aku perlahan melangkah menuju cipratan darah korban dan memperhatikan cipratan itu seperti aku memperhatikan gebetanku. Kemudian melempar pandangan ke mayat itu. Aku membungkuk dan memutar pandangan ke sekeliling. Lalu mencolek darah itu dan menjilatnya. Asing, manis, segar, dan tidak enak. Aku hanya membutuhkan waktu 2 menit di ruangan ini, sementara mereka memerlukan berjam-jam di ruangan ini. Mereka hanya memperhatikan hal besar menurut mereka, menurutku di dunia ini tidak ada hal besar, karena semuanya terdiri dari hal kecil.

Oh iya, namaku Jacko. Aku seorang detektif, tapi orang-orang lebih mengenalku sebagai komedian. Alasannya....
“Hey Jacko!” sapa temanku Fredy sambil melangkah cepat menghampiriku
“Kasus baru lagi hah?” ucapnya sambil sedikit menaikkan alis kanannya
“Kau mau kita taruhan. Jika aku membongkar kasus ini lebih cepat, aku yang menang, dan jika polisi atau detektif lain lebih cepat, kau yang menang. Benar’kan?” tebakku
“Ya, begitulah. Darimana kau tahu?”
“Terlihat jelas dari jaketmu,” jawabku datar
“Hahahaha, lelucon itu semakin lucu saja. Baiklah, aku anggap kau setuju.” Itulah alasannya mereka lebih mengenalku sebagai komedian, padahal aku serius tentang jaketnya itu. Jaketnya kemarin tipis, lebih tepatnya sakunya, tapi tiba-tiba saja menjadi penuh tadi, ditambah wajah bahagianya itu, dan arah datangnya. Aku dapat menyimpulkan kalau dia habis dari perjudian dan memenangkan banyak uang. Akhirnya dia merasa sedang beruntung dan mengajakku taruhan. Aku memperhatikan hal-hal kecil dan menarik kesimpulan, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, di dunia ini tidak ada hal besar, karena semua hal terdiri dari hal kecil. Yah, seharusnya dia tidak mencemari keberuntungannya dengan bertaruh denganku.

Aku berjalan di sungai manusia, maksudku terotoar. Aku mampir sejenak di toko penjual buah dan sayuran. Oh iya, mereka juga menyediakan jus buah. Aku duduk santai dan memanggil pelayan. Seorang pelayan dengan wajah standar menoleh ke arahku.
“Bukan kau, tapi pelayan cantik di sampingmu.” Ujarku tanpa beban
***
Setelah beberapa saat akhirnya pesananku datang
“Ini minuman Anda,”
“Bisa kita bicara sebentar,” ucapku memotong langkah pelayan cantik itu
“Tentu,” jawabnya sambil memasang senyum jenis terpaksa
“Kau suka pria berotot yang tinggi?”
“Ya. Tunggu sebentar, apa Anda detektif Jacko?”
“Ya, begitulah. Senang rasanya ada yang mengenalku sebagai detektif,”
“Saya dengar Anda bisa membaca pikiran orang, apa itu benar?”
“Sejujurnya tidak. Aku hanya memperhitungkan beberapa hal kecil. Lalu aku menarik ke simpulan. Contohnya aku memperhatikan beberapa hal darimu dan menyilmpulan kalau kau baru saja bertemu dengan pria idamanmu,”
“Waw, darimana Anda tahu hal itu?”
“Terlihat jelas dari toko ini,”
“Hahaha. Apa yang bisa Anda ketahui selain hal tadi?”
“Kau juga mendapatkan alamatnya, tapi sayangnya kau lupa alamatnya,”
“Ups, maaf, tapi Anda salah mengenai hal itu,”
“Usaha yang bagus. Apa kau bisa menyebutkan alamatnya?”
“Tentu,”
***
TOK! TOK! TOK!
“Ada apa?”
“Maaf mengganggumu malam-malam begini, tapi kau punya kencang dengan polisi di kantor polisi,” jawabku datar
“A-apa maksudmu?”
“Tadi, kau keluar dari rumah untuk bersiap membunuh seorang pria. Di perjalanan kau mempir ke sebuah toko penjual jus. Lalu memesang minuman, dan berbincang dengan pelayan cantik, karena kau buru-buru akhirnya kau pergi dari toko itu dengan minumanmu. Kemudian kau menemui target, tapi target itu menyadari kehadiranmu, karena panik akhirnya kau meneteskan jusmu dan melempar pisau itu. Pisau itu tepat mengenai kepala targetmu. Akhir cerita kau berhasil membunuh targetmu,”
“Jangan seenaknya mengarang cerita,”
“Aku tidak mengarang cerita, bisa dibilang, barusan aku melakukan apa yang kau lakukan secara terbalik. Kau mengawalinya dengan keluar rumah dan mengakhirinya dengan tempat korban, sedangkan aku mengawalinya dengan tempat korban dan mengakhirinya di rumahmu,”
“Dari mana kau tahu apa yang sudah aku lakukan?”
“Kau ini banyak sekali bertanya, tapi baiklah. Aku akan memuaskan rasa ingin tahumu. Aku tahu dari tetesan jus yang kau jatuhkan di lantai, rasanya asing, manis, segar, dan tidak enak. Tetesan itu jauh dari posisi korban, jadi mustahil kalau itu darah korban. Sepertinya polisi memerlukan waktu yang lama untuk menyadari kalau itu adalah jus dan bukan darah, mereka terlalu fokus ke mayat itu. Aku mencari tempat dimana kau menemukan jus itu. Jus itu masih segar, itu artinya kau baru saja darisana dan tempatny tidak jauh,”
“Kau bisa membunuh korbanmu dengan sekali lemparan. Itu memerlukan kekuatan yang besar dan itu artinya kemungkinan besar kau adalah seorang laki-laki. Di toko itu ada seorang perempuan cantik, merupakan hal wajar jika seorang laki-laki tertarik kepada perempuan. Sepertinya kalian saling tertarik, lalu memulai obrolan, saling mengenal, dan blablabla. Akhirnya aku mendapatkanmu. Hal yang membuat seseorang bertahan di atas panggung adalah kekhususan atau keunikan, jika aku memaparkan semuanya, maka keunikanku bisa menjadi keunikan umum,”
“Kau memang pintar, tapi payah,” ledeknya sambil menabrakku dan melarikan diri
“1 ... 2 ... 3,” pria itu kembali bersama polisi
“Kau pikir orang pintar macam apa yang tidak menghubungi polisi saat menyergap kriminal,”
“Polisi selalu datang terlambat, maaf aku tidak bermaksud menyinggung, karena itulah aku melakukan obrolan panjang denganmu,” ujarku sambil berjalan menjauhinya
“Oh iya, semoga kencanmu menyenangkan.” Ucapku dengan nada tinggi dari jauh

Keesokan harinya kasus yang aku tangani berada di depan koran, tapi mereka tidak mencamtumkan namaku, mereka hanya mencamtunmkan nama polisi yang lelet itu. “The Headshot With Knife TERTANGKAP, Tapi Korbannya Masih BERTAMBAH”

- Bersambung -
Coba tebak siapa pelaku yang satu lagi dan alasannya.

Udah? Sekarang coba baca -> Jacko And The Headshot With Knife [part 2]

No comments:

Post a Comment

Viral Wisuda Madrasah

   Viral Joget Tiktok di Wisuda Madrasah