Monday 26 October 2015

Cerita Misteri Detektif Tembakan Pisau Di Kepala

Cerita Misteri Detektif Tembakan Pisau Di Kepala


Ini Part 2nya, part 1nya baca di Cerita Misteri Detektif

Jacko And The Headshot With Knife [Part 2]
Keesokan harinya kasus yang aku tangani berada di depan koran, tapi mereka tidak mencamtumkan namaku, mereka hanya mencamtunmkan nama polisi yang lelet itu. “The HeadShot With Knife TERTANGKAP, Tapi Korbannya Masih BERTAMBAH”

Ouh, shit. Aku masih belum bisa mengambil uang taruhanku dari Fredy. Sepertinya keberuntungannya membuat kasusku lebih rumit.

***

Aku duduk santai di kursi depan rumahku yang nyaman, tapi sayangnya suasana kota di pagi hari tidaklah nyaman, ditambah hari ini adalah hari senin. Kemacetan merajalela. Aku meraih kopiku di atas meja dan meminumnya sebagai bahan bakar otakku.
Apa kemarin ada yang aku lewatkan? Tidak, tidak ada yang aku lewatkan, kecuali ....

***

Aku mencuci mukaku untuk penyegar tubuh setelah seharian beraktivitas. Aku manatap cermin dan melihat seseorang berdiri di belakangku dengan pisau. Ouh, shit. Pisaunya melesat dengan cepat. Aku melompat dan berhasil menghindar. Aku menendang meja dan bersembunyi di baliknya.

Sudah aku duga, menunggu ditemukan lebih praktis daripada menemukan. Aku mendengar langkah kakinya yang perlahan mendekat. Lalu berlari dan mengayunkan pisaunya. Aku menahan tangannya dan memberinya pukulan keras di hidung menggunakan siku. Lalu merebut pisaunya.
“Seharusnya aku sadar kalau kalian sudah lama berpacaran dan pria itu menemuimu untuk memberitahukan bahwa dia akan membunuh korbannya yang selanjutnya. Sejak awal aku sedikit curiga kalau kau ada kaitannya dengan pembunuhan itu. Kecantikanmu sama sekali tidak bisa membodohiku, seperti kata pepatah, jangan menilai buku dari sampulnya, tapi nilailah dari harganya,” ujarku kepada perempuan cantik di toko kemarin
“Diamlah! Kau seenaknya memenjarakannya. Kau tidak tahu apa-apa!”
“Tentu aku tahu, kalian sama-sama mendapatkan masalah dengan orang-orang di sekitar kalian. Orang-orang di sekitar kalian selalu menganggu kalian, karena itulah kalian memutuskan untuk membunuh mereka. Kau selalu digoda saat bekerja, jika kau melawan penggoda itu, kau takut bosmu akan memecatmu, dan di zaman sekarang ini sucup sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Orang-orang selalu ingin memiliki wajah cantik sepertimu, tapi mereka tidak berpikir dampak dari memiliki wajah cantikmu itu, karena itulah kau merasa tidak ada yang mengerti dirimu,”
“Yang kau ketahui tidak lebih dari sebutir pasir,”
“Justru sebaliknya, yang kau ketahui tidak lebih dari sebutir pasir. Kau bisa menyelesaikan masalah ini dengan berbicara, tapi kau sangat kaku dan payah dalam bicara, akhirnya kau memilih cara yang kurang tepat,”
“Diamlah!”
“Disini aku yang memegang pisau, jadi aku yang seharusnya memberi perintah. Oh iya, seharusnya kau tidak memberiku pisau. Akan sangat disayangkan jika wajah cantikmu itu tergores, dan mungkin saja pacarmu tidak akan menyukaimu lagi. Cyahahahaha!!” tawaku semakin nyaring dan ayunan pisauku lama kelamaan semakin cepat. Aku berhasil membuat beberapa goresan di tubuhnya sampai dia tidak berdaya lagi.
“Terkadang pembunuh menjadi yang dibunuh.” Ucapku sambil memasang seringai. Tiba-tiba sirine polisi terdengar. Lalu dengan cepat aku melukai lenganku sendiri.
Polisi itu mendobrak pintu dan mengarahkan pistol ke arah kami
“Huh, untung saja polisi datang. Aku tarik kalimatku yang mengatakan bahwa kalian selalu datang terlambat. Pisau itu hampir saja menancap di kepalaku jika tanganku tidak mengorbankan diri,”
“Apa dia pembunuhnya?” tanya seorang polisi
“Hey, aku ini detektif. Kalian tidak lihat luka di tanganku. Jika aku tidak membuatnya tidak berdaya, dia akan membuatku tidur nyenyak malam ini,” timpalku
“Dia detektif, aku mengenalnya, meskipun dia lebih dikenal sebagai komedian,” tambah salah sari dari mereka
“Lihat. Sekarang bisakah kalian membantuku, darah ini terus melarikan diri dari tubuhku.”

***

Haduh, tadi itu hampir saja ketahuan, tapi untung saja aku berhasil membodohi mereka. Ternyata tadi ada pejalan kaki yang mendengar kegaduhan di rumahku dan melapor polisi. Aku kira mereka berhasil melacak pelakunya. Akhirnya aku menjelaskan keterkaitan perempuan itu dengan laki-laki yang baru saja aku jebloskan kepada polisi. Sesudah itu aku kembali bersantai di rumah.

Aku duduk sambil menggulung tanganku yang terluka. Oh iya, ngomong-ngomong soal kejadian tadi, aku hanya ingin meluruskan suatu hal. Aku bukanlah seorang psychopath, aku hanya memiliki keinginan untuk menghabisi seorang penjahat, terlebih jika aku pisau di tanganku. Kenapa aku hanya memiliki keinginan untuk menghabisi seorang penjahat? Aku memiliki alasan tersendiri, tapi aku tidak akan memberitahumu sekarang.

Aku beranjak dari kursi dan melangkah menuju jendela. Meneropong jauh keluar. Memperhatikan percikan bintang yang menaburi gelapnya langit malam. Sekarang satu kasus telah aku urus, tapi sensasi ingin melukai seseorang ini masih muncul. Aku harus bersabar dan menunggu kejahatan yang selalu bergulir.

- End –
Next Case : Jacko And The Killing Jokes [Coming Soon]

Gimana sob? Tebakannya bener salah?

Kalau punya kritikan atau suatu hal yang ingin disampaikan silahkan komentar. Ditunggu, ya.

1 comment:

Viral Wisuda Madrasah

   Viral Joget Tiktok di Wisuda Madrasah